
Mom & Dad pasti pernah melihat anak tiba-tiba marah, menangis keras, menolak berbicara, atau diam ketika merasa kesal. Reaksi-reaksi itu sebenarnya bukan tanda anak nakal, melainkan karena mereka belum belajar cara mengenali dan mengatur emosinya.
Kemampuan mengelola emosi bukan bakat bawaan. Anak harus mempelajarinya sejak dini, sama seperti mereka belajar membaca, menghitung, dan berkomunikasi. Kalau tidak dilatih, anak bisa tumbuh dengan kesulitan berinteraksi, mudah tersinggung, atau sulit fokus di sekolah.
Di artikel ini, Mom & Dad bakal paham alasan kenapa regulasi emosi penting banget, tanda anak belum bisa mengatur emosinya, dan gimana membantu mereka belajar dengan cara yang fun dan natural. Termasuk gimana aktivitas seni seperti kelas di Eko Nugroho Art Class (ENAC) bisa jadi solusi efektif untuk anak yang sensitif atau mudah tantrum.
Apa Itu Mengatur Emosi pada Anak?
Mengatur emosi bukan berarti menahan perasaan atau dilarang menangis.
Regulasi emosi adalah kemampuan untuk:
-
Mengenali apa yang sedang dirasakan.
-
Memahami kenapa perasaan itu muncul.
-
Mengekspresikannya dengan cara yang tepat dan aman.
-
Menenangkan diri tanpa meledak-ledak atau melukai diri sendiri/lingkungan.
Dengan kata lain, anak yang bisa mengatur emosi bukan berarti tidak pernah marah atau sedih, tapi mereka tahu bagaimana meresponnya dengan cara yang sehat.
Kenapa Anak Sulit Mengatur Emosi?
Karena memang secara biologis dan psikologis mereka belum siap.
1. Otak Bagian Kontrol Emosi Belum Matang
Prefrontal cortex yang mengatur logika dan kontrol diri baru berkembang penuh saat usia dewasa.
Itu sebabnya anak bereaksi cepat, impulsif, dan emosional.
2. Anak Belum Punya Bahasa Emosi
Mereka tidak tahu cara mengatakan:
-
Aku capek
-
Aku takut
-
Aku bingung
-
Aku marah
Karena tidak bisa menyampaikan, mereka mengekspresikannya dengan menangis atau tantrum.
3. Dunia Terlalu Stimulatif untuk Anak Era Digital
Gadget, suara keras, video cepat, dan distraksi membuat emosi lebih cepat naik.
4. Anak Meniru Cara Orang Dewasa Menangani Emosi
Kalau orang tua sering marah atau tidak stabil, anak cenderung meniru.
5. Anak Tidak Mendapat Ruang Aman untuk Mengekspresikan Diri
Kalau anak selalu disuruh diam atau dilarang marah, emosinya numpuk dan meledak di lain waktu.
Kenapa Anak Harus Belajar Mengatur Emosi Sejak Dini?
Ini bukan cuma soal tantrum. Regulasi emosi berhubungan langsung dengan perkembangan sosial, akademik, dan mental anak.
1. Mencegah Tantrum Berlebihan dan Emosi Meledak
Anak yang belajar mengatur emosi akan lebih mampu:
-
Mengungkapkan perasaan dengan kata-kata
-
Tenang lebih cepat
-
Tidak marah secara ekstrem
Ini bikin aktivitas sehari-hari jadi jauh lebih nyaman untuk anak dan keluarga.
2. Mendukung Perkembangan Sosial Anak
Mengatur emosi itu penting untuk pergaulan.
Kalau anak mudah tersinggung, marah, atau menangis terus, mereka jadi sulit punya teman.
Anak yang emosinya stabil lebih mudah:
-
Bergabung dalam permainan
-
Bernegosiasi
-
Menyampaikan pendapat
-
Menjaga hubungan yang sehat
3. Meningkatkan Fokus dan Kesiapan Belajar
Anak yang emosinya tidak stabil biasanya susah menerima instruksi, susah fokus, dan mudah menyerah.
Kalau emosinya tenang, anak jadi:
-
Lebih siap menerima pelajaran
-
Tidak cepat frustrasi
-
Bisa mengikuti tahap-tahap tugas sekolah
Ini punya dampak besar untuk prestasi akademik mereka.
4. Membantu Anak Lebih Percaya Diri
Anak yang mengerti emosinya lebih mudah membuat keputusan.
Mereka berani mencoba hal baru, tidak mudah takut, dan tidak cepat merasa gagal.
5. Mengurangi Ketergantungan pada Gadget sebagai Pelarian
Kadang anak pakai gadget bukan karena mereka suka, tapi karena itu satu-satunya cara mereka menenangkan diri.
Kalau anak punya kemampuan mengatur emosi, mereka tidak perlu layar untuk merasa aman.
Ini sangat membantu untuk mengurangi screen time tanpa drama.
Cara Membantu Anak Belajar Mengatur Emosi
Berikut langkah-langkah yang bisa Mom & Dad mulai terapkan di rumah.
1. Ajari Anak Mengenali Jenis Emosi
Gunakan bahasa sederhana:
-
Kamu lagi sedih, ya?
-
Kamu kecewa?
-
Kamu kesal karena mainannya rusak?
Anak yang bisa menamai emosi akan lebih mudah mengendalikannya.
2. Validasi Emosi Anak
Jangan bilang:
“Udah, jangan nangis.”
“Gitu aja marah.”
Ganti dengan:
“Aku ngerti kamu lagi sedih.”
“Wajar kok kamu kecewa.”
Validasi membuat anak merasa didengar dan aman.
3. Sediakan Aktivitas Penyalur Emosi
Anak harus bisa mengekspresikan diri, bukan menahannya.
Coba aktivitas seperti:
-
Menggambar
-
Mewarnai
-
Playdough
-
Sensory play
-
Craft sederhana
Ini membantu menenangkan sistem saraf anak.
4. Buat Rutinitas Tenang (Calming Routine)
Contoh:
-
Tarik napas 4 detik
-
Hitung sampai 5
-
Duduk di calm corner
-
Mendengarkan lagu tenang
Aturan kecil seperti ini membuat anak belajar mengelola impuls.
5. Minimalkan Distraksi Gadget
Kalau anak sedang emosi, gadget justru memperburuk situasi.
Berikan aktivitas yang lebih grounding seperti seni, permainan sensorik, atau cerita.
Seni sebagai Media untuk Mengatur Emosi – Eko Nugroho Art Class (Softselling)
Aktivitas seni terbukti sangat efektif membantu anak mengelola emosi.
Kenapa Seni Efektif untuk Regulasi Emosi?
-
Seni memungkinkan anak mengekspresikan marah, takut, sedih, atau kecewa lewat warna dan bentuk.
-
Proses menggambar memperlambat ritme anak → otomatis menenangkan.
-
Anak belajar fokus dan mindfulness tanpa dipaksa.
-
Seni memberikan ruang aman tanpa penilaian.
-
Anak merasa bangga saat melihat hasil karyanya → meningkatkan stabilitas emosional.
Keunggulan ENAC untuk Mengembangkan Regulasi Emosi Anak
1. Creative Learning Tanpa Tekanan
Anak diajak menikmati proses, bukan mengejar hasil sempurna.
2. Kelas Kecil & Personal
Pengajar bisa memahami karakter setiap anak secara mendalam.
3. Lingkungan Aman untuk Anak Pemalu / Sensitif
Anak merasa tidak dihakimi, sehingga lebih mudah mengekspresikan diri.
4. Mentor Sabar & Berpengalaman
Terbiasa menghadapi anak emosional, pemalu, hiperaktif, maupun ABK.
5. Ada Program Khusus ABK
Pendekatan personal yang suportif untuk kebutuhan spesifik.
6. Karya Anak Dihargai
Anak pulang membawa hasil karyanya sendiri — ini boost besar untuk rasa percaya diri dan kestabilan emosinya.
Seni bukan cuma hobi. Ini adalah terapi yang natural, menyenangkan, dan aman untuk tumbuh kembang emosi.
Tanda Anak Mulai Bisa Mengatur Emosi
Mom & Dad bisa melihat perubahan seperti:
-
Tantrum berkurang
-
Anak bisa bilang “aku marah”, bukan langsung menangis
-
Lebih tenang menghadapi konflik kecil
-
Lebih mudah menyelesaikan tugas atau kegiatan
-
Mau bercerita mengenai perasaannya
-
Tidak mudah panik atau takut
Kalau tanda-tanda ini muncul, berarti progresnya bagus banget.
Kesimpulan
Mengatur emosi adalah keterampilan hidup yang sangat penting untuk masa depan anak.
Kalau dilatih sejak dini, anak akan tumbuh jadi pribadi yang lebih stabil, percaya diri, dan mudah beradaptasi.
Salah satu cara paling efektif untuk membantu anak belajar mengelola emosinya adalah lewat aktivitas seni.
Seni memberi ruang aman untuk mengekspresikan perasaan dan menenangkan diri secara natural.
Kalau Mom & Dad ingin anak belajar mengatur emosi lewat aktivitas positif, fun, dan penuh dukungan, Eko Nugroho Art Class Jogja adalah pilihan terbaik.
👉 Daftarkan si kecil sekarang dan bantu mereka tumbuh dengan emosi yang lebih sehat sejak dini.
📍 Lokasi: Jl. Poncowala, Kragilan, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
💬 Hubungi kami: WhatsApp ENAC
📘 Program: Kursus Menggambar Anak di Jogja

